Menu Horizontal

Selasa, 13 Maret 2018

Rumah Adat Bengkulu



bubungan lima, 
Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat resmi Provinsi Bengkulu, bubungan lima bisa juga disebut rumah panggung, dan memiliki atap menyerupai bentuk limas

Rumah Adat Jawa Timur

Joglo Situbondo

Desain Rumah Adat Jawa Timur 1
Desain Rumah Adat Jawa Timur 2
Desain Rumah Adat Jawa Timur 3
Desain Rumah Adat Jawa Timur 4
Desain Rumah Adat Jawa Timur 5
Desain Rumah Adat Jawa Timur 6
Desain Rumah Adat Jawa Timur 7
Desain Rumah Adat Jawa Timur 8
Desain Rumah Adat Jawa Timur 9
Desain Rumah Adat Jawa Timur 10
Ciri khas rumah Joglo yang paling dikenali adalah atapnya yang menjulang tinggi, terutama bagian tengahnya. Ujung dari atap bagian ini juga dihiasi dengan dekorasi atap yang khas. Pembagian kamar yang sudah dijelaskan diatas pada umumnya hanya dibagi menjadi tiga ruangan berdasarkan letaknya

Original Link=

Rumah Adat Jawa Tengah

1. Arsitektur Rumah Joglo 
Rumah Adat Jawa Tengah

Rumah Joglo dibangun dengan desain arsitektur yang cukup unik. Salah satu keunikan tersebut terletak pada desain rangka atapnya yang memiliki bubungan cukup tinggi. Desain atap yang demikian dihasilkan dari pola tiang-tiang yang menyangga rumah. Utamanya pada bagian tengah rumah, terdapat 4 tiang berukuran lebih tinggi yang menyangga beban atap. Keempat tiang yang kerap disebut “soko guru” ini menyangga dan menjadi tempat pertemuan rangka atap yang menopang beban atap. Atap rumah adat Jawa Tengah ini sendiri dibuat dari bahan genting tanah. Sebelum genting ditemukan, pada masa silam atap rumah ini juga dibuat dari bahan ijuk atau alang-alang yang dianyam. Penggunaan desain rangka atap dengan bubungan tinggi dan material atap dari bahan alam merupakan salah satu hal yang membuat rumah Joglo terasa dingin dan sejuk. Adapun secara keseluruhan, rumah Joglo sendiri lebih banyak menggunakan kayu-kayuan keras, baik untuk dinding, tiang, rangka atap, pintu, jendela, dan bagian lainnya. Kayu jati adalah pilihan utama yang kerap ditemukan pada rumah-rumah lawas. Kayu jati sangat awet dan terbukti dapat bertahan lama bahkan hingga ratusan tahun.

2. Fungsi Rumah Adat 

Selain memiliki fungsi sebagai ikon budaya dan gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa, rumah Joglo pada dasarnya juga berfungsi sebagai tempat tinggal. Untuk menunjang fungsi yang satu ini, rumah adat Jawa Tengah ini dibagi menjadi beberapa susun ruangan dengan fungsinya masing-masing seperti terlihat pada denah di samping, yaitu:

1).Pendapa
Bagian ini terletak di depan rumah. Biasanya digunakan untuk aktivitas formal, seperti pertemuan, tempat pagelaran seni wayang kulit dan tari-tarian, serta upacara adat. Meski terletak di depan rumah, tidak boleh dilewati sembarang orang yang hendak masuk ke dalam rumah. Jalur untuk masuk ada sendiri dan letaknya terpisah memutar samping pendapa. 

2).Pringitan.
Bagian ini terletak antara pendapa dan rumah dalam (omah njero). Selain digunakan untuk jalan masuk, lorong juga kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit. 

3).Emperan
Ini adalah penghubung antara pringitan dan umah njero. Bisa juga dikatakan sebagai teras depan karena lebarnya sekitar 2 meter. Emperan digunakan untuk menerima tamu, tempat bersantai, dan kegiatan publik lainnya. Pada emperan biasanya terdapat sepasang kursi kayu dan meja. 

4).Omah njero. 
Bagian ini sering pula disebut omah mburi, dalem ageng, atau omah saja.  kadang disebut juga sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat tinggal.  

5).Senthong-kiwa. 
Berada di sebelah kanan dan terdiri dari beberapa ruangan. Ada yang berfungsi sebagai kamar tidur, gudang, tempat menyimpaan persediaan makanan, dan lain sebagainya. 

6).Senthong tengah. 
Bagian ini terletak ditengah bagian dalam. Sering juga disebut pedaringan, boma, atau krobongan. Sesuai dengan letaknya yang berada jauh di dalam rumah, bagian ini berfungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti harta keluarga atau pusaka semacam keris, dan lain sebagainya  

7).Senthong-tengen. 
Bagian ini sama seperti Senthong kiwa, baik fungsinya maupun pembagian ruangannya. 

 8).Gandhok. 
Merupakan bangunan tambahan yang letaknya mengitari sisi belakang dan samping bangunan inti. 

3. Rumah Adat Jawa Lainnya
Selain rumah Joglo, sebetulnya ada beberapa desain rumah adat Jawa Tengah lainnya yang dikenal dalam budaya masyarakat suku Jawa, yaitu rumah Panggang Pe, rumah Kampung, rumah Limasan, dan rumah Tajug. Masing-masing desain rumah ini terbagi lagi menjadi beberapa sub desain seperti yang dijelaskan sebagaimana berikut: 
Rumah Adat Jawa Tengah (Joglo) Soko Guru

1).Panggang-pe. 
Desain ini hanya memiliki 1 atap yang memanjang dari depan ke belakang. Desain Panggang Pe terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu yaitu Gedhang, Cere Gancet, Pokok, Trajumas, Kios, Empyak Setangkep, dan Barengan.  

2).Kampung. 
Desain ini memiliki 2 sisi atap di bagian depan dan belakang yang saling dihubungkan dengan 1 bubungan. Desain omah Kampung terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Gedhang Selirang, Pokok, Jompongan, Semar, Trajumas, Sinom, Gotong Mayit, Cere Gancet, Apitan, Gajah, Dara Gepak, Pacul Gowang, Srontongan, Baya Mangap, Klabang Nyander, dan Lambang Teplok.  

3).Limasan.
Desain ini seperti desain atap rumah adat Sumatera Selatan dan rumah adat Jawa Barat Parahu Nangkub. Atapnya memiliki 4 sisi, sisi kiri dan kanan berbentuk segitiga sama kaki, sementara sisi depan dan belakang berbentuk trapesium. Desain Limasan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu yaitu Cere Gancet, Enom, Ceblokan, Gotong Mayit, Empyak Setangkep, Semar, Bapangan, Trajumas, Lambang, Klabang Nyander, Sinom, dan Apitan.  

4).Tajug. 
Desain ini kerap digunakan untuk desain bangunan masjid. Atapnya tersusun dari 4 sisi yang saling bersatu tanpa adanya bubungan, sehingga tampak meruncing. Desain Tajug terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Ceblokan, Lawakan, Tawon Goni, Lambang, dan Semar. Salah satu bangunan yang menggunakan desain ini adalah Masjid Agung Demak.

Original Link=

Rumah Adat Jawa Barat

1. Imah Julang Ngapak
Julang Ngapak dalam bahasa Indonesia berarti seekor burung yang mengepakkan sayapnya. Nama rumah ini demikian karena memang desain atapnya tampak melebar di sisi-sisinya, dan bila dilihat dari depan, bentuk atapnya memang terlihat seperti seekor burung yang mengepakkan sayapnya Rumah dengan desain atap Julang Ngapak umumnya akan dilengkapi dengan cagak gunting atau capit hurang di bagian bubungannya. Keduanya sama-sama digunakan untuk mencegah rembesnya air di bagian pertemuan antar atap yang terletak di ujung atas rumah. Atapnya sendiri dapat dibuat dari bahan rumbia, ijuk, atau alang-alang yang diikat pada kerangka atap dari bambu. Desain rumah Julang Ngapak hingga kini masih dapat dijumpai di Kampung Dukuh, Kuningan; Kampung Naga, Tasikmalaya; dan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat. Bahkan selain itu, gedung Institut Teknologi Bandung beberapa di antaranya menggunakan desain atap rumah adat Jawa Barat yang satu ini.

2. Imah Togog Anjing


Togog Anjing berarti anjing yang sedang duduk. Atap rumah adat satu ini memang memiliki desain yang menyerupai bentuk anjing saat duduk. Ada 2 bidang atap yang menyatu membentuk segitiga, dan satu bidang atap yang menyambung pada atap bagian depan. Atap yang menyambung ini biasa disebut sorondoy dan biasanya menjadi peneduh untuk teras depan rumah. Desain rumah Togog Anjing hingga kini masih sering dijumpai pada rumah tradisional masyarakat Garut. Beberapa bungalow, hotel, dan tempat-tempat peristirahatan di sekitar Puncak juga kerap ditemui menggunakan desain atap rumah ini.

3. Imah Badak Heuay

Budak Heuay berarti badak yang sedang menguap. Dilihat dari desain atapnya, model rumah Badak Heuay tampak seperti rumah Tagog Anjing. Hanya saja, di bagian suhunan, atap belakang melewati tepi pertemuan sehingga tampak seperti mulut badak yang sedang menguap. Desain atap rumah adat Jawa Barat ini hingga sekarang masih sering digunakan masyarakat Sukabumi sebagai desain rumah hunian mereka.
Rumah Adat Jawa Barat



4. Imah Jolopong 
DI antara desain rumah adat Jawa Barat lainnya, Jolopong menjadi yang paling familiar karena sering digunakan. Jolopong banyak dipilih karena lebih mudah dibuat dan lebih hemat bahan material. Sesuai namanya yang berarti “terkulai”, rumah Jolopong memang memiliki atap yang tampak tergolek lurus. Ada 2 bagian atap yang saling bersatu sama panjang. Jika ditarik garis imajiner, antara ujung atap satu dengan ujung atap lainnya akan terbentuk sebuah segitiga sama kaki. Desain rumah yang juga kerap disebut Suhunan Panjang ini sampai kini masih digunakan sebagian masyarakat Kampung Dukuh di Garut. 

5. Imah Parahu Kumureb
Dan yang terakhir adalah desain rumah Parahu Kumureb atau perahu tengkurap. Desain atap rumah adat Jawa Barat ini memiliki 4 bagian utama. Dua bagian di depan dan belakang berbentuk trapesium, dan dua bagian di sisi kanan kiri berbentuk segitiga sama sisi. Di Palembang, desain atap Parahu Kumureb juga disebut desain atap Limasan. Sesuai namanya, atap rumah adat Sunda satu ini memang tampak seperti sebuah perahu yang terbalik atau tengkurap. Karena terlalu banyak sambungan, desain atap ini sering kali mudah bocor sehingga jarang digunakan. Kendati begitu, masyarakat Kampung Kuta di Kabupaten Ciamis masih ada yang menggunakannya.

Original Link=


Rumah Adat DKI Jakarta

1. Rumah Bapang atau sering disebut rumah kebaya.
  Ciri khas rumah ini adalah teras rumahnya yang luas disanalah ruang tamu dan bale tempat santai pemilik rumah berada, semi terbuka hanya di batasi pagar setinggi 80 cm dan biasanya lantainya lebih tinggi dari permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di semen paling banyak 3 anak tangga. Depan dan sekeliling rumah adalah halaman rumah yang luas baru pagar paling luar dari rumah tersebut. Bentuknya sederhana dan terbuat dari kayu dengan ukiran khas betawi dengan bentuk rumah kotak ( dibangun diatas tanah berbetuk kotak). Rumah Bapang terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur dan teras extra luas. 

2. Rumah Gudang 
Sudah bisa di tebak dari namanya, Rumah adat betawi yang ini berdiri di atas tanah yang berbentuk persegi panjang, rumahnya memanjang depan ke belakang. Atap rumahnya tampak seperti pelana kuda atau perisai, dan di bagian muka rumah terdapat atap kecil. Rumah Tradisional Betawi Rumah Betawi berstruktur rangka kayu atau bambu, sementara alasnya berupa tanah dan di tekel atau di semen. Keunikannya dan ciri khas dari rumah betawi terletak pada lisplank rumah ini adalah terbuat dari material kayu papan yang diukir dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi nama ’gigi balang’ khas banget betawinya. Di bagian tengah dari rumah tersebut di pakai sebagai ruang tinggal di dalamnya ada kamar tidur, ruang makan, dapur dan kamar mandi dibatasi dinding kayu tertutup dan beberapa jendela untuk ventilasi udara, di luarnya merupakan terasi-teras terbuka yang dikelilingi pagar karawang rendah yang juga bermaterialkan kayu, genteng untuk atab rumah bermaterialkan tanah. Dinding bagian depan dari rumah ini biasanya bersistem knock down atau bisa di bongkar pasang berguna jika pemilik rumah menyelenggarakan hajatan yang membutuhkan ruang lebih luas.


Original Link=

Kesenian Bengkulu

Tarian Tradisional Provinsi Bengkulu :
  • Tari Tombak Kerbau
  • Tari Putri Gading Cempaka
  • Tari Pukek
  • Tari Andun
  • Tari Kejei
  • Tari Penyambutan
  • Tari Bidadari Teminang Anak
  • Tari Topeng
Seni dan Kerajinan Tradisional Provisni Bengkulu :
  • Geritan yaitu cerita sambil berlagu
  • Serambeak yang berupa Petatah-Petitih
  • Andi-andi yaitu Seni sastra yang berupa nasihat
  • Sambei yaitu seni vokal khas suku Rejang,biasanya untuk pesta perkawinan
Kerajinan tradisional yang ada di Bengkulu adalah kerajinan Batik. Batik yang ada di Bengkulu ini sama seperti batik-batik yang ada di Jawa dan sekitarnya yang mana menghasilkan beragam batik dan menjadi ciri khas dari Indonesia. Tetapi tetap berbeda dengan batik jawa, batik jawa identik dengan warna coklat, kuning, merah, hijau, dan biru. sedangkan batik besurek memiliki warna yang lebih cerah dan beragam. Batik yang di maksud adalah Batik Besurek. 
 
Batik Besurek adalah kain batik asli Bengkulu yang merupakan element Budaya Bengkulu, motif utama batik Besurek adalah huruf kaligraf atau kain batik yang dihiasi dengan huruf-huruf Arab Gundhul. Di beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain ini memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab atau yang di sebut tadi dengan Arab Gundhul.

Original Link=

Kesenian Jawa Timur

1. Reog Ponorogo



Gambar Reog Ponorogo - intisari-online.com
Bila kita mendengar kata reog, maka yang akan terlintas dibenak adalah seni tari yang pernah diklaim oleh Malaysia. Kata reog sendiri sebenarnya merujuk pada bentuk kesenian yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Reog di Jawa Barat merupakan kesenian / seni musik dan tari yang dibawakan oleh 4 orang pemain sambil membawa gendang. Sedangkan di Jawa Tengah kata reog merujuk pada kesenian / seni tari yang dibawakan oleh 2 penari yang menggunakan topeng.

Nah.. untuk kesenian Reog yang ada di Jawa Timur lebih dikenal dengan nama Reog Ponorogo. Reog Ponorogo merupakan kesenian dan tradisi dari Jawa Timur yang merupakan seni tari yang dibawakan oleh beberapa orang pemain dengan penari inti menggunakan topeng kepala singa yang diatasnya terdapat makota bulu-bulu merak dengan berat topeng bisa mencapai 50 kg. Yang unik dari Topeng singa Reog Ponorogo ini adalah bawa penari yang membawa topeng seberat 50 kg tersebut mengandalkan kekuatan gigi.

Seni Reog Ponorogo terdiri dari  2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan.

Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan ini ini terdiri dari tarian singa barong.
Berikut adala beberapa tokoh yang diperankan dalam tarian Reog Ponorogo :

  • Jathil yaitu prajurit berkuda
  • Warok yaitu  yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.
  • Barongan (Dadak Merak), merupakan tarian yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Barongan berupa topeng singa dengan mahkota bulu merak.
  • Klono Sewandono menggambarkan raja kelono yang sakti mandraguna
  • Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom


Jathilan : kratonpedia.com


Warok : reogponorogo.wordpress.com

Barongan
Klono Swandono
Bujang Ganongan : reogponorogojakarta.blogspot.com
Pertunjukan Reog Ponorogo diiringi dengan berbagai alat musik tradisional Jawa Timur yang salah satunya terdapat alat musik angklung

2. Wayang Topeng (Malang)


Wayang Topeng Malang
Wayang Topeng yang berasal dari Malang juga disebut sebagai wayang topeng malangan. Kesenian Wayang Topeng Malang ini tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan sebagai tradisi kultural dan religius pada masyarakat jawa. Pada awal mula adanya wayang topeng malang tidak diperuntukan sebagai pertunjukan kesenian, akan tetapi Wayang Topeng waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan.

Struktur pertunjukkan Wayang Topeng Malang sekarang pada umumnya diawali oleh sajian gendhing-gendhing giro, kemudian tari ngerema (gaya putera atau putri) sebagai ucapan selamat datang kepada penonton. Setelah tari ngrema dilanjutkan lawakan ludruk (kadang-kadang tanpa pelawak), kemudian gendhing-gendhing talu wayangan. Dalam sajian pakeliran siklus waktunya dibagi lima tingkatan yaitu: Pathet sepuluh (Untuk gendhing talu saja),  Pathet wolu, Pathet sanga, Pathet miring dan Pathet serang. Biasanya sebelum tancep kayon, sajian diakhiri dengan penampilan tari beskalan dan tayuban, oleh boneka perempuan dan laki-laki, yang diiringi gendhing ijo-ijo dilanjutkan gonjor

3. Ludruk

Ludruk adalah suatu kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Berbeda dengan ketoprak yang melakonkan kehidupan istana, Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

4. Syiir Madura

Syi’ir Madura merupakan salah satu bentuk tradisi lisan di Madura. Syi'ir yang berupa dengan puisi Arab tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Pada umumnya syi’ir itu ditulis oleh para santri zaman dahulu di luar waktu-waktu belajar. Biasanya syi’ir itu dilagukan dengan suara merdu. Bentuk syi’ir ini sama dengan syair dalam sastra Melayu, yang terdiri dari empat bait dengan pola rima a a a a.

5. Jaran Bodhag (Probolinggo)


 Jaran Bodhag adalah kesenian tradisional yang berasal dari Probolinggo Jawa Timur. Jaran Bodhag mulai muncul dan dikenal oleh masyarakat Kota Probolinggo sejak zaman awal kemerdekaan. Salah satu sumber menerangkan, bahwa Jaran Bodhag merupakan kesenian turunan dari kesenian ada sebelumnya, yaitu “Jaran Kecak”, namun perbedaannya pada kesenian jaran bodhag tidak menggunakan Kuda asli, tetapi menggunakan semacam bentuk tiruan kuda dari bahan rotan dan kayu.

Bentuk penyajian Jaran Bodhag adalah arak-arakan dan diiringi musik kenong telo’ dengan tambahan sronen. Tampilan Jaran Bodhag terdiri dari dua orang pembawa Jaran Bodhag, serta dua orang Janis/penari pengiring/pembawa Jaran Bodhag. Pemain Jaran Bodhag menggunakan pakaian yang gemerlap yang didesain sendiri oleh pemiliknya dengan segala kemampuan estetiknya dengan maksud untuk menarik perhatian penonton.

Jaran Bodhag biasanya ditampilkan pada perayaan tertentu atau pada acara seperti khitanan sebagai hiburan seni pertunjukan tradisi secara turun temurun.



6. Topeng Dongkrek (Madiun)


Topeng Dongkrek merupakan bentuk seni tari yang diiringi oleh musik bedug dan kendang. Seni Dongkrek lahir pada sekitar tahun 1867 di Kecamatan Caruban yang saat ini namanya berganti menjadi Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Seni Topeng Dongkrek merupakan seni pertunjukan dan hiburan dengan para pemain yang menggunakan topeng yang terdiri dari tiga jenis topeng, yaitu topeng raksasa atau buta dengan muka seram, topeng perempuan yang sedang mengunyah kapur sirih, serta topeng orang tua lambang kebajikan.


Original Link=
http://www.tradisikita.my.id/2015/04/6-kesenian-dan-tradisi-dari-jawa-timur.html

Rumah Adat Bengkulu

bubungan lima,  Rumah Bubungan Lima adalah rumah adat resmi Provinsi Bengkulu, bubungan lima bisa juga disebut rumah panggung, dan m...